Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Seputar Tauhid

Dalam agama islam ada di kenal istilah tauhid, mengenal tauhid ini sangat penting bagi umat muslimin dan muslimat, sebab maknanya adalah meng-ESA-kan tuhan pencipta alam beserta isinya, para manusia dan jin di perintahkan Allah Swt agar beribadah dan menyembah kepadaNya dengan jalan jangan menduakannya dengan yang selain Allah Swt, sesuai dengan firmanNya : “Wamaa khalaqtul jinna wal’insana ‘illa liya’buduun.” Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz-Dzaariyaat Ayat : 56). Dia adalah tunggal dan tidak ada menyamainya di alam semesta ini, meng-ESA-kan Allah Swt dalam islam di namakan dengan Tauhid dan pengertian tauhid ada di bunyikan dalam Al-Qur’an dan terdiri dari beberapa macam, yaitu sebagai berikut :

Tauhid Rububiyah
Maknanya mengaku akan sesungguhnya bahwa Allah Swt adalah tuhan yang esa dan maha pencipta atas segala-galanya, jadi tauhid rububiyah ini merupakan pengakuan atas tunggalnya tuhan maha pencipta alam semesta ini berikut segala isinya, adalah yang merajai dan meliputi akan kesemuanya itu.
 

Tauhid ‘Uluhiyah
Mengaku akan keberadaan Allah Swt yang Maha Esa (satu) dengan malalui menunjukkan berbagai macam ketaatan dalam beribadah kepada-Nya yang di syari’atkan oleh Al-Qur’an dan sunnah Rasul-Nya, tauhid yang semacam ini banyak di tentang oleh kaum kafir atau umat-umat terdahulu pada awal ajaran agama di turunkan Allah Swt melalui para nabi dan Rasul-Nya, sementara ajaran ini menunjukkan tuntunan bagi para manusia untuk taat beribadah kepada-Nya dengan dasar syari’at yang ti contohkan oleh para nabi dan Rasul-Nya. 


Tauhid Asma (nama) dan Sifat-Nya
Manusia seharusnya beriman atas segala apa yang terkandung dalam Al-Qur’anulkarim dan sunah-sunah para nabi dan rasul pada bagian pengenalan akan nama dan sifat Allah Swt yang wujud pada alam ini, tingkat keimanan pada nama dan sifat ini harus secara benar dan tepat sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Rasul-Nya agar tidak terjadi pada syirik yang samar, mengenal akan sifat dan nama ini mesti dengan pemahaman yang jelas, artinya kuasanya tangan seseorang penulis dalam menggerakkan pena adalah majazi (bayangan) kuasanya Allah Swt atas makhluk ciptaan-Nya, sesungguhnya yang mempunyai kuasa adalah hanya Allah Swt semata, sedangkan manusia hanya merupakan bayangan dari sifat kuasa-Nya tersebut, jadi harus hati-hati dalam hal ini.

Bertauhid kepada Allah Swt hanya terbatas kepada nama dan sifat-Nya yang secara jelas, jika menafsirkan sesuatu masalah yang rumit dalam Al-Qur’an maka hal ini tiada di perbolehkan, sebab hanya Allah Swt yang tahu akan makna dan maksudnya, sementara kemampuan akal manusia sangat terbatas soal itu.

Bukanlah makna tauhid dengan cara mendalami apa itu makna bersemayamnya Allah Swt pada kursinya sebagaimana banyak di jumpai hal ini dalam Al-Qur’an, jangan di kira Allah Swt layaknya raja yang duduk di kursi kebesarannya, pemahaman seperti ini adalah sesat, sebab Allah Swt tidak bisa di samakan dengan apapun juga.

Allah Swt menciptakan alam dan isinya dengan maksud hanya menyembah kepada-Nya dengan cara menutus para nabi dan rasul terhadap umatnya, yang terutama dalam hal ini adalah tauhid gunanya untuk dapat mengesakan Allah Swt, tauhid ini sangat penting artinya karena dapat membebaskan manusia dari sifat syirik yang ancamannya adalah neraka.

Para nabi dan rasul setiap memulai ajarannya tetap menyerukan kepada umat manusia agar mengesakan tuhan yang maha pencipta alam, sebagai mana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiyaa’ Ayat 25 yang berbunyi : “Wamaa’arsalnaa min ablika minarrasulin ‘illa nuukhi ‘ilaihi ‘annahu laa ilaaha illa anafa’buduun.” Artinya : “Dan kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya : "Bahwasanya tidak ada tuhan (yang hak) melainkan aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".

Rasulullah Saw mengembangkan ajaran ini di makkah al-mukaramah sangat lama, beliau selalu mengajak umatnya agar jangan sampai lupa mentauhidkan akan keberadaan Allah Swt yang maha pencipta segala sesuatu, sebab Allah Swt sangat murka akan manusia yang menyekutukannya dengan yang lain, Allah Swt mengatakan dalam firman-Nya pada Al-Qur’an sebagai berikut : “Qul innamaa ada’uu rabbi walaa ‘usyriku bihi ahad.” Artinya : “Katakanlah : "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya". Q.S Surah Al-Jin Ayat : 20.

Rasulullah Saw mengajar dan mendidik umatnya pada tauhid sejak dini dari memulai ajaran islam di tengah-tengah umatnya, tauhid ini adalah hakikatnya islam atas pengakuan keesaan tuhan, ibadah yang syirik tidak akan di terima oleh Allah Swt.

Langkah pertama tauhid adalah dengan syahadat yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Swt dan bersaksi pula bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, cerminan tauhid selalu terpatri pada hati seseorang hamba yang beriman, kebesaran dari fadhilah syahadat tauhid ini membawa manusia pada keselamatan dunia dan akhirat, jika seseorang hamba selalu menyekutukan Allah Swt dan tidak mau bertaubat karenanya maka akan terjatuh kepada kekufuran yang menyesatkan dan jatuh ke neraka jahannam bersama dengan iblis dan syaithan.

Mulailah beribadah kepada Allah Swt dengan memahami tauhid yang sebenarnya, dan harus di tegakkan secara sempurna pada hati sanubari seseorang hamba Allah Swt, pegang teguhlah kalimat dan sifat tauhid ini sebagai akhir dari kalimah yang keluar dari kita saat di jemput oleh yang maha kuasa melalui malaikat-Nya.

2 komentar untuk "Seputar Tauhid"

  1. Alhamdulillah bagus. Akan tetapi Saya lebih suka Tauhid Sifat 20 kerana ianya lebih sempurna dalam menerangi semua aspek Tauhid, baik nama Allah dan segala sifat2 nya yg 20 itu. Lebih jelas dan lebih selamat. Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah banyak membingunkan org2, sebab Tauhid hanya satu Tauhid, Rububiyah atau Uluhiyah itulah suatu yg lebih menyesatkan, sebab saya ada membaca Muhd Abdul Wahab ada menulis bahwa Abu Jahal lebih Tauhid Rububiyah, bukan kan kata2 ini sesat lagi menyesatkan, mana mungkin org2 yg kafir lagi syirik penyembah berhala dikata Tauhid. Inilah sebab Tauhid Sifat 20 lebih bagus dan selamat dan sempurna ilmu nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, benar...memahami tauhid melalui "Sifat-sifat Allah (20)" itu adalah raja dan kuncinya ketauhidan...Alhamdulillah...TERIMA KASIH atas kunjungannya...

      Hapus

Terimakasih atas kunjungan anda...