Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Sifat 20 (Dua Puluh) Bagi Allah

Sifat 20 (dua puluh) yang wajib dan mustahil bagi Allah Swt, menurut kajian tasawwuf atau sufi adalah termasuk yang harus di ketahui dan di pahami pemahamannya dengan dasar untuk lebih mengerti akan hasil dari riyadhah (perjuangan) setelah melaksanakan pembersihan atau pengurangan penyakit bathin melalui cara dzikir pada maqamat yang telah di tunjukkan, guna lebih memahami akan sifat Allah Swt sebagai yang wajib di sembah setelah di pahami dengan jalan mentauhidkan Allah Swt, ini sangat terasa manfaatnya untuk mendekatkan diri kepadaNya dan lebih mengenal-Nya secara syari’ah, landasan pengertiannya secara umum sebagai berikut, yaitu seseorang yang beriman harus meyakini bahwa Allah Swt wajib memiliki semua sifat kesempurnaan bagi keagungan-Nya, dan harus yakin bahwa Allah Swt mustahil memiliki sifat kekurangan yang tidak layak pula bagi keagungan-Nya, juga harus yakin pula bahwa Allah Swt boleh melakukan atau meninggalkan segala sesuatu yang bersifat mungkin dan pasti bagi-Nya, seperti ia yang menciptakan, yang mematikan, yang menghidupkan dan sebagainya, ini merupakan sifat keyakinan bagi seseorang muslim dan muslimat yang harus di tanamkan dengan kuat pada hati sanubari setiap orang yang beriman.

Sifat - sifat kesempurnaan pada Allah Swt yang di nukilkan dalam 20 (dua puluh) sifat adalah sifat kesempurnaan yang hanya layak bagi keagungan Allah Swt, sudah tentu pula Allah Swt yang wajib memiliki sifat tersebut, hingga sifat - sifat Allah Swt itu sebenarnya tidak hanya terbatas berdasarkan pada 99 (sembilan puluh sembilan) saja.

Mengenai sifat Allah Swt yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadits seperti yang terdapat pada Al-Asma' ul-Husna terbagi dengan berbagai pengertian, yakni :  Sifat akan dzat, artinya sifat yang ada pada Dzat Allah Swt, yaitu sifat 20 (dua puluh).  Sifat akan Af'al, artinya sifat yang sebenarnya adalah perbuatan Allah Swt, seperti sifat Al-Khaliq, Al-Hayyat dan lain sebagainya.  Sifat dzat adalah sifat yang mutlak kepunyaan Allah Swt, contohnya adalah Al-Baqa’ artinya kekal.  Dalam pengertian sifat tersebut adalah mustahil pula bagi Allah Swt bersifat Fana, artinya sesuatu yang tidak kekal.

Arti pemahaman di sini adalah ketika Allah Swt memiliki salah satu di antara sifat Af'al (perbuatan), maka kebalikan dari sifat tersebut tidaklah mustahil bagi Allah Swt, seperti sifat Al-Muhyi (maha menghidupkan) dan kebalikannya yaitu Al-Mumit (maha mematikan), Al-Mu'thi (maha pemberi) dan kebalikannya adalah Al-Mani' (maha pencegah) dan lain – lain seterusnya. Sifat 20 (dua puluh) ini memang di anggap cukup bagi seorang muslim pada meyakinkan bahwa Allah Swt memiliki segala sifat kesempurnaan dan maha suci dari segala sifat kekurangan, di samping juga sesuai dengan tercantum pada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta Dalil Aqli, memahami akan sifat - sifat ini bagi yang wajib dan mustahil bagi Allah Swt adalah untuk melengkapi akan tauhidnya bagi seseorang hamba dalam beribadah kepada Allah Swt serta untuk mengenal-Nya.

Sifat 20 (dua puluh) Wajib Bagi Allah Swt :

  1. Wujud : artinya ada, ketetapan dan kebenaran yang wajib bagi dzat Allah Swt yang tiada di sebabkan dengan sesuatu sebab adalah “ada”.
  2. Qidam : artinya sedia, hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah Swt.
  3. Baqa’ : artinya kekal, Allah Swt kekal ada dan tidak ada akhirnya
  4. Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith : artinya Bersalahan Allah Swt dengan segala yang baharu, pada dzat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru, yang telah ada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Ta’ala menyerupai dengan yang baharu pada dzatnya, sifatnya atau perbuatannya.
  5. Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : artinya berdiri Allah Swt dengan sendirinya, tidak berkehendak kepada tempat yang berdiri (pada dzat) dan tidak berkehendak kepada yang menjadikannya, karena ia tidak di jadikan tetapi telah jadi dengan sendirinya, dan tidak berkehendak kepada yang di jadikanNya.
  6. Wahdaniyyah : artinya satunya Allah Swt pada dzat, pada sifat dan pada perbuatanNya, tetapi bukanlah pengertiannya seperti bersatunya dzat tulang, daging, kulit dan lain sebagainya, Allah Swt bebas dari pengertian seperti itu.
  7. Qudrat : artinya kuasanya Allah Swt, satu sifat yang qadim lagi azali yang tetap berdiri pada zat Allah Swt, yang mengadakan tiap - tiap yang ada dan meniadakan tiap - tiap yang tiada.
  8. Iradah : artinya kehendaknya Allah Swt, maknanya penentuan segala tentang ada atau tiadanya, maka Allah Swt yang selayaknya menghendaki tiap - tiap sesuatu apa yang di perbuatnya, artinya kita manusia telah di tentukan dengan kehendak Allah Swt, seperti : tentang rezeki, umur, baik, jahat, kaya, miskin dan lain sebagainya
  9. Ilmu : artinya mengetahuinya Allah Swt, maknanya nyata dan terang akan meliputi dan maha mengetahui akan segala tiap – tiap, tiada yang tersembunyi dan rahasia bagiNya di alam jagat ini.
  10. Hayat : artinya hidupnya Allah Swt, ini sifat yang tetap dan qadim lagi azali pada dzat Allah Swt, ia tidak akan pernah mati, karena mati itu adalah ciptaanNya juga.
  11. Sama’ : artinya mendengarnya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada dzat Allah Swt, tiada sesuatu apapun yang luput dari pendengarannya Allah Swt.
  12. Bashar : artinya melihatnya Allah Swt, hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada dzat Allah Swt, Allah Swt wajib bersifat maha melihat pada yang dapat di lihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat, terang atau gelap, zahir atau tersembunyi dan sebagainya.
  13. Kalam : artinya : berkata - katanya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada, yang qadim lagi azali, yang berdiri pada dzat Allah Swt, sebagai contoh adalah Al- Qur’an, ini merupakan perkataannya (kalam) Allah Swt yang abadi sepanjang masa.]
  14. Kaunuhu Qadiran : artinya keadaannya Allah Swt, ia yang berkuasa mengadakan dan mentiadakan sesuatu.
  15. Kaunuhu Muridan : artinya keadaannya Allah Swt yang menghendaki dan menentukan tiap - tiap sesuatu.
  16. Kaunuhu ‘Aliman : artinya keadaannya Allah Swt yang mengetahui akan tiap - tiap segala sesuatu.
  17. Kaunuhu Hayyun : artinya keadaannya Allah Swt yang maha hidup, melebihi dari segala sesuatu apapun juga.
  18. Kaunuhu Sami’an : artinya keadaannya Allah Swt yang mendengar akan tiap - tiap segala sesuatu yang maujud.
  19. Kaunuhu Bashiran : artinya keadaannya Allah Swt yang melihat akan tiap - tiap segala sesuatu yang maujudat (berupa sesuatu yang ada ).
  20. Kaunuhu Mutakalliman : artinya keadaannya Allah Swt yang berkata – kata, yaitu sifat yang berdiri dengan dzat Allah Swt.
Sifat Mustahil Bagi Allah Swt
Wajib pula bagi tiap muslimin dan muslimat mengetahui akan sifat - sifat yang mustahil bagi Allah Swt, yang menjadi lawan daripada sifat 20 (dua puluh) yang merupakan sifat wajib bagiNya, berikut sifat - sifat yang mustahil bagiNya :

  1. Adam, artinya tiada (bisa mati)
  2. Huduth, artinya baharu (bisa di perbaharui)
  3. Fana’, artinya binasa (tidak kekal/mati)
  4. Mumathalatuhu Lilhawadith, artinya menyerupai akan makhlukNya
  5. Qiyamuhu Bighayrih, artinya berdiri dengan yang lain (ada kerjasama)
  6. Ta’addud, artinya berbilang – bilang (lebih dari satu)
  7. ‘Ajz, artinya lemah (tidak kuat)
  8. Karahah, artinya terpaksa (bisa di paksa)
  9. Jahl, artinya jahil (bodoh)
  10. Maut, artinya mati (bisa mati)
  11. Syamam, artinya tuli
  12. ‘Umy, artinya buta
  13. Bukm, artinya bisu
  14. Kaunuhu ‘Ajizan, artinya lemah (dalam keadaannya)
  15. Kaunuhu Karihan, artinya terpaksa (dalam keadaannya)
  16. Kaunuhu Jahilan, artinya jahil (dalam keadaannya)
  17. Kaunuhu Mayyitan, artinya mati (dalam keadaannya)
  18. Kaunuhu Asam, artinya tuli (dalam keadaannya)
  19. Kaunuhu A’ma, artinya buta (dalam keadaannya)
  20. Kaunuhu Abkam, artinya bisu (dalam keadaannya)
Sifat Ja’iz Bagi Allah Swt
Sifat ini artinya boleh bagi Allah Swt mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu atau di sebut juga sebagai “mumkin”.

Mumkin ialah sesuatu yang boleh ada dan tiada.

Ja’iz artinya boleh - boleh saja, dengan makna Allah Swt menciptakan segala sesuatu, yakni dengan tidak ada paksaan dari sesuatupun juga, sebab Allah Swt bersifat Qudrat (kuasa) dan Iradath (kehendak), juga boleh - boleh saja bagi Allah Swt meniadakan akan segala sesuatu apapun yang ia mau.

11 komentar untuk "Sifat 20 (Dua Puluh) Bagi Allah"

  1. Alhamdulillah, terima kasih atas postingan ini :)

    BalasHapus
  2. Akhii mohon di izinin nyalin artikelnya yah soalnya kalau dari kitab kuning perukunan, panjang banget belum lagi harus ketik arab melayu bingung mau cari simbol tulisan arab nya dimana.. insya allah sumber artikel ini juga tertera kok, hehehe syukron..

    BalasHapus
  3. Yups...Silakan saja, seluruh artikel blog ini untuk umat semuanya, hanya saja ikuti etika...
    Wassalam.

    BalasHapus
  4. Ya, silakan saja di copas, terimakasih telah mampir di blog ini....

    BalasHapus
  5. Wa'alaikumsalam, Najamuddin, silakan.

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. Assalamu'alaikum...
      Terimakasih telah berkunjung ke http://wadahsufiyah.blogspot.com, pada DutaIslam.com artikelnya bagus dan lebih menambah pengetahuan...

      Hapus
  7. Izin menyimak,menyalin dan mengajarkan

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungan anda...